Aneka apresiasi dalam bentuk penghargaan dari dalam negeri dan dunia internasional memang telah didapat NTB. Jangan hitung penghargaan yang didapat dari pemerintah pusat. Yang terbaru adalah pencapaian NTB sebagai provinsi terbaik dalam hal pengelolaan keuangan berupa penghargaan Dana Racka, yang diserahkan langsung Presiden Joko Widodo pada Gubernur NTB TGB HM Zainul Majdi. Penghargaan itu diganjar hadiah berupa Dana Insentif Daerah senilai Rp 53 miliar dari pemerintah pusat.
Dari dunia internasional, NTB kembali meneguhkan posisi sebagai Destinasi Wisata Halal Terbaik Dunia. NTB punya Lembah Sembalun sebagai destinasi bulan madu terbaik dunia, punya Novotel sebagai resort halal terbaik dunia, dan juga situs www.wonderfullomboksumbawa.com sebagai website halal terbaik dunia.
Pencapaian NTB terkait pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium atau MDG’s juga diapresiasi Perserikatan Bangsa Bangsa. Gubernur NTB pun diundang khusus untuk presentasi atas pencapaian tersebut di markas besar PBB di New York, Amerika Serikat.
Tapi puaskah duet Gubernur NTB TGB HM Zainul Majdi dan Wakil Gubernur NTB H Muhammad Amin atas pencapaian itu? “Pemerintah provinsi belum puas terhadap capaian itu,” kata Wagub.
Karena itu dia memastikan, gairah pengkhidmatan dirinya dengan Pak Gubernur tak berhenti meletup-letup.Memang kata Wagub, usia 58 tahun bagi NTB kalau diibaratkan pegawai negeri sipil, itu sudah mau memasuki usia pensiun. Tapi bagi pemerintah, tak ada ada istilah pensiun bekerja untuk masyarakat. “Tak ada istilah berhenti bekerja bagi pemerintah,” tandas pria 56 tahun tersebut.
Justru, usia 58 tahun yang akan dicapai NTB pada 17 Desember 2016 ini kata dia, adalah momentum dan kesempatan bagi NTB. Pencapaian-pencapaian yang sudah didapat NTB kini pun tak lepas dari pemimpin terdahulu yang sudah meletakkan pondasi.
Pun begitu, tantangan tak akan surut. Sebagai daerah yang terus membangun, tantangan yang akan dihadapi NTB ke depan bisa jadi akan datang berlipat-lipat.
Dengan wilayah yang sangat luas, terdiri delapan kabupaten dan dua kota, dengan keunggulan masing-masing daerah, selain sebagai modal, adalah juga kata Wagub merupakan tantangan.
Oleh karena itu, perlu sinkronisasi program untuk percepatan pembangunan. Seperti misalnya menuntaskan kemiskinan sesuai target dua persen setiap tahun. ”Capaian kabupaten/ kota selama ini akumulasinya kita perkuat,” tandasnya.Ia mencontohkan di sektor pangan. NTB surplus beras dengan produksi gabah kering giling 2,4 juta ton per tahun atau setara beras 1,5 juta ton. Sementara angka konsumsi 600 ribu ton. Artinya masih ada surplus hingga 900 ribu ton.
Pun begitu komoditas lain. Seperti kedelai dan jagung. Juga terus punya potensi untuk ditingkatkan.
Peran Swasta
Fase-fase perjalanan NTB berikutnya adalah memastikan nilai tambang dari produk-produk yang telah dihasilkan NTB. Kata Wagub, pada 2013, NTB telah mampu menahbiskan diri sebagai daerah penghasil sejumlah komoditas. Seperti populasi sapi yang sudah lebih dari satu juta ekor, termasuk rumput laut dan juga jagung.
Kini, NTB memasuki fase memastikan nilai tambah dari komoditas-komoditas tersebut. Sehingga NTB tidak melulu sebagai pemasok bahan baku. Tapi sebagai daerah pemasok minimal barang setengah jadi dengan basis komoditas-komoditas yang dihasilkan daerah ini.Selama ini kata dia, selalu menjadi masalah terhadap produk-produk yang dihasilkan NTB yakni anjloknya jarga manakala panen raya. Ke depan, hal begini tak boleh terjadi lagi. Untuk itu pemprov tidak bisa sendiri dan harus bekerjasama dengan pusat.
Bagaimana memastikan nilai tambah itu didapat segera? Pemerintah memastikan akses permodalan bagi usaha kecil dan menengah. Bunga Kredit Usaha Rakyat misalnya kini turun hingga tujuh persen. Jauh di bawah bunga bank yang berlaku saat ini.
Usaha-usaha inilah yang diharapkan bergerak di sektor hilirisasi produk. Sehingga dengan sendirinya tercipta nilai tambah yang berkelindan dengan bertambahnya lapangan kerja, dan akhirnya akan meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat.Sementara di sisi lain, kemajuan pariwisata, meningkatnya jumlah hotel dan restoran juga adalah pasar. Terutama bagi industri ekonomi kreatif di NTB. Ke depan, seluruh kabupaten/kota di NTB harus memastikan terbitnya regulasi yang memberi afirmasi agar hotel dan restoran di setiap kabupaten/kota menyerap minimal 30 persen produk lokal.
Begitu juga pasar modern dan retail, mesti dikenakan hal serupa. “Dan regulasi itu harus diterapkan sebagai prasyarat pemberian izin terhadap usaha retail dan pasar modern ini,” tegasnya.
Apalagi pada tahun 2018, NTB mencanangkan angka kunjungan empat juta wisatawan. Jika bisa tercapai, tentu industri yang lain akan ikut maju. Di samping kemajuan di sektor lain juga membuka peluang penyerapan tenaga kerja. Dalam hal ini pemerintah kabupaten/kota perlu memperkuat destinasi wisata.Dalam dialog ini, Ari Dwi Lingsar salah seorang penelpon menanyakan tentang banjir. Ia mempertanyakan bagaimana peran pemerintah provinsi menghadapi bencana banjir. Menurut Wagub, sinergi antara pemerintah kabupaten/kota dan provinsi untuk mengatasi masalah ini tidak perlu ada ego sektoral dalam penanganan masalah kemasyarakatan. Peran yang bisa diambil provinsi adalah dengan membantu melakukan normalisasisi sungai.
Supar, penelpon dari Sedau, Lombok Tengah mencerirtakan tentang potensi wisata di desanya Pemepek. Untuk itu ia berharap pemerintah tidak membangun setengah setengah.
Menanggapi ini, Wagub mengatakan, pemerintah tidak setengah-setengah dalam pengembangan pariwisata. Dia memastikan, desa yang punya potensi tak akan disia-siakan. Apalagi sudah terbukti, bahwa pariwisata adalah salah satu jalan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Karena itu, Wagub meminta masyarakat menyiapkan diri.
Fahrudin, penelpon dari Narmada mempertanyakan bagaimana wisata NTB dan pertanian jagung NTB ke depan menjadi lebih baik? Menurut Wagub, ada kebijakan Menteri Pertanian terkait pengembangan 400 ribu hektar tanaman jagung. Maka ke depan, NTB perlu membenahi infrastruktur pendukung. Seperti pelabuhan yang bisa menopang ekspor komoditas pertanian seperti jagung dari NTB, terutama setelah ada pengolahan terlebih dahulu.
0 Response to "Wagub NTB : " Tidak ada kata Pensiun untuk Membangun NTB"
Post a Comment