Wilders yang baru saja mengalami kekalahan pada pemilu di Belanda, terlihat begitu emosi atas pelaksanaan hukuman itu. Termasuk dengan yang diterapkan di Aceh, Indonesia.
Dikutip radaribukota.com dari Al Jazeera, Wilders sangat mengecam hal itu, karena mengabaikan prinsip kemanusiaan.
“Sungguh ini tak sesuai dengan prinsip keadilan dan kemanusiaan. Anda harusnya sedih melihat pemeluk agama lain menderita karena menjalani hukuman yang dipaksakan, kata Wilders ketika mengisi acara pada stasiun radio NOS, (24/3).“Tidak hanya di Arab, Qatar, bahkan Aceh di Indonesia pun melaksanakan kekeliruan itu. Ini harus dihentikan,” kata Wilders.
Pada kesempatan itu Widers mengingatkan Aceh. Bagaimana negaranya (Belanda) dengan sukacita menghentikan invasi (serangan) atas dasar kemanusiaan.
“Saya begitu berharap Aceh tidak ikut-ikutan (melaksanakan hukuman syariat-red), atau invasi akan terjadi lagi,” lanjut Wilders.
Publik Eropa khususnya Belanda memang mengenal Wilders sebagai politikus yang begitu gencar mengkampanyekan anti Islam.
Pada pemilu yang baru saja dilaksanakan, Wilders mengalami kekalahan dari PartaiRakyat untuk Kebebasan dan Demokrasi (VVD) pimpinan Rutte, yang memperoleh 31 kursi dari total 150 yang tersedia di Parlemen Belanda.
Sementara, PVV pimpinan Wilders hanya mendapatkan 19 kursi, demikian dengan partai lainnnya yaitu Christian Democrats dan D66.
Kekalahan Wilders ini memang sudah diprediksi. Karena Wilders dikenal sebagai politisi yang secara terang-terangan melakukan kampanye dengan menuunjukkan sikap anti-Islam.
Ia mengatakan, akan menutup semua masjid di Belanda dan melarang peredaran Alquran jika terpilih sebagai pemimpin negara.
Selain itu, ia juga menekankan bahwa Belanda akan keluar dari Uni Eropa. Seperti halnya Inggris, Wilders menganggap langkah itu sangat baik.
Meski kalah dalam pemilihan, bukan berarti Wilders menyerah. Ia memberi peringatan kepada Rutte bahwa revolusi patriotik akan terus berlangsung dan tak pernah mundur. "Rutte belum dapat menyingkirkan saya dan tetap ingin bersama memerintah negara ini sebagai PVV jika memungkinkan," kata Wilders.
Siapa Wilders?
Dia adalah seorang pendiri partai sayap kanan Belanda bernama Partai untuk Kebebasan. Pria 53 tahun ini berasal dari Venlo, sebelah tenggara Belanda dan menikah dengan diplomat Hungaria, Krisztina Wilders.
Wilders dikabarkan memiliki darah Indonesia. Ayahnya seorang Belanda, dan Ibunya asli dari Sukabumi.
The sun mengatakan, pria yang berharap menjadi Perdana Menteri Belanda mendatang itu dikenal pula sebagai Kapten Peroksida dan Mozart sebab rambut blondenya sangat populer. (AP)
Sumber ; NEWS OF WORD
0 Response to "EMOSI Ada Hukum Cambuk di Aceh, Politikus Belanda MARAH: “Hentikan, Jangan sampai kami invasi lagi!""
Post a Comment